HARGA KOPI
RP 35.000
Jl. Kiai H. Ahmad Dahlan No.1, Imopuro, Kec. Metro Pusat, Kota Metro, Lampung 34111
BELI KOPI MURAH-Pemerintah Kabupaten Lebak di Banten bertujuan untuk menjadi kafe-kafe karena didukung oleh tanah yang luas dan hampir semua kabupaten di wilayah ini memiliki perkebunan kopi masyarakat."Kami yakin daerah ini akan menjadi kedai kopi," kata Dede Supriatna, direktur pertanian dan perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Kamis.
Pada tahun 2019, pemerintah daerah mengembangkan perkebunan kopi Arabika seluas 30 hektar di kabupaten Muncang dan Sobang.
Pengembangan kopi memberikan model bagi masyarakat pedesaan untuk membudidayakan perkebunan kopi Arabika. Saat ini, permintaan pasar untuk produk kopi Arabika cukup terbuka dan sangat menguntungkan bagi petani.
Pengembangan perkebunan kopi untuk mendukung program Lebak Sejahtera diluncurkan oleh Bupati Iti Octavia. Di mana program dapat menyerap pekerjaan masyarakat.
Namun, sejauh ini pengelolaan perkebunan kopi di masyarakat masih dikelola secara konvensional atau tradisional. Mereka menanam kopi tetapi dibiarkan tanpa perawatan.
Akibatnya, kantornya berupaya memberikan saran untuk membantu petani meningkatkan sumber daya manusia mereka.
Jika mereka memiliki sumber daya manusia yang baik, mereka dapat meningkatkan produksi dan produktivitas mereka.
"Jika produksi dan peningkatan produktivitas tentu menguntungkan petani, harga kopi saat ini cukup baik, berkisar antara 20 hingga 22.000 rupee / kg," katanya.
Menurutnya, produktivitas kopi di Kabupaten Lebak saat ini sangat rendah, yaitu 944,88 kg / ha, karena kurangnya perawatan.
Ini bertujuan untuk produktivitas kopi sekitar 1,7 ton / hektar karena memiliki nilai ekonomi yang besar di pasar.
Keunggulan kopi Arabika (kopi Arabika) sangat diminati oleh masyarakat dan jauh lebih baik daripada kopi Robusta.
"Kami sedang mengembangkan proyek percontohan 30 hektar perkebunan kopi dengan sistem cluster atau regional," katanya.
Milan, seorang pembuat kopi artisanal dari Rangkasbitung (UKM), mengatakan permintaan kopi di pasar cenderung meningkat dengan mudah melalui pemasaran jaringan online.
Produk kopi yang bertuliskan "Lebak" bahkan belum satu tahun sudah diserap oleh staf enam orang.
Saat ini, pesanan kopi "Lebak" datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, dan Bandung.
"Kami mengumpulkan kopi Arabika dari petani lokal," katanya.
Siti Samsiah, kepala bagian data dan informasi Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa saat ini jumlah pohon kopi besar karena bahan baku berlimpah di Lebak.
Pengrajin kopi tentu saja dapat membantu meningkatkan ekonomi penduduk serta pekerjaan.
Selain merek "Lebak", ada kafe lokal lain di Banten, termasuk merek "Bedouin" dan "Butterfly".
"Kami berharap bahwa pengembangan industri kopi dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk," kata Siti.
Reviews:
Posting Komentar